popcash

Sabtu, 23 Juli 2016

ARTIKEL KESEHATAN: LAWAN KENCING MANIS DENGAN BUNCIS


PENYAKIT kencing manis atau bahasa keren-nya diabetes melitus banyak
diindap orang Indonesia. Seorang penderita diabetes melitus memiliki kadar gula
dalam darah yang tinggi sehingga si penderita harus hati-hati dalam menerapkan
pola makan. Dokter pun sering menganjurkan agar penderita disiplin dalam
mengonsumsi obat, berdiet, dan melakukan olah raga, serta menjauhi stres.

Banyak memang obat yang beredar di pasaran untuk mengobati diabetes
tersebut, namun sering harganya mahal karena bahan-bahannya haruslah
diimpor. Bagaimana mau menjauhi stres jika untuk membeli obat yang harganya
selangit saja susah.

Beruntung, kini telah ditemukan obat yang murah meriah dan dapat diperoleh
dengan mudah. Di pasar-pasar tradisional yang becek ketika hujan dan penuh
debu saat musim kemarau, "obat" ini bisa dengan mudah didapatkan. Di
supermarket-supermarket pun ada, tapi kalau mau lebih murah memang lebih
baik memilih di pasar tradisional. Kalau malas bepergian, kita cukup menunggu
tukang sayur yang lewat depan rumah.

Lalu "obat" apa yang murah meriah itu? BUNCIS. Ya, tepat. Tanaman yang
buahnya mirip kacang panjang, tapi lebih pendek dan gemuk itu ternyata mampu
mengobati penyakit diabetes melitus.

Hal tersebut terungkap dalam disertasi Yayuk Andayani, yang telah
mempresentasikan penelitiannya berjudul "Mekanisme Aktivitas
Antihiperglikemik Ekstrak Buncis pada Tikus Diabetes dan Identifikasi Komponen
Aktif" untuk memperoleh gelar doktor di kampus Institut Pertanian Bogor (IPB)
Darmaga, beberapa waktu lalu.

Dalam penelitiannya, Yayuk menggunakan tikus putih sebagai binatang
percobaan.Tikus putih berusia tiga bulan itu oleh Yayuk diberi perlakuan induksi
diabetes. Artinya, "dengan sengaja" si tikus putih dibuat mengidap diabetes
melitus. Sebelum diinjeksi dengan diabetes, tikus tersebut telah diberi ekstrak
buncis. Ternyata dalam waktu 30 menit setelah "dengan sengaja" dibuat
menderita diabetes, tekanan gula darah tikus-tikus percobaan kembali normal,
tanpa mengalami penurunan pada tingkat hipoglikemik (dibawah kadar gula
normal-red.).

Timbul pertanyaan, apa sih "kesaktian" buncis sehingga hanya dalam waktu
setengah jam bisa menurunkan kadar gula dalam darah hingga batas normal.
Berdasar analisis Yayuk, di dalam buncis terkandung zat yang dinamakan "Bsitosterol
dan stigmasterol".

Kedua zat inilah yang mampu meningkatkan produksi insulin. Insulin adalah
suatu hormon yang dihasilkan secara alamiah oleh tubuh kita dari organ tubuhyang dinamakan pankreas. Insulin berfungsi untuk menurunkan kadar gula
dalam darah. Seseorang mengalami diabetes melitus bila pankreas hanya sedikit
menghasilkan insulin atau tidak mampu memproduksi sama sekali. Ternyata dua
zat tadi mampu merangsang pankreas untuk meningkatkan produksi insulinnya.
Selain dua zat tadi, Yayuk memperoleh data bahwa dari 100 gram ekstrak buncis
terkandung karbohidrat 7,81 persen, lemak 0,28 persen, protein 1,77 persen,
serat kasar 2,07 persen, dan kadar abu 0,32 persen. Bagi dunia kedokteran dan
farmasi, penemuan Yayuk ini tentu bisa dijadikan referensi untuk membuat obat
diabetes dengan mengekstrak buncis. Tentunya banyak keuntungan yang
diperoleh, terutama bagi masyarakat, karena obat diabetes akan lebih murah
dan mudah didapat dengan banyaknya bahan yang tersedia.

Bagi masyarakat, terobosan Yayuk itu bisa melegakan hati banyak orang
pengidap diabetes melitus, khususnya mereka dari kalangan tidak mampu.
Cukup membeli sayur buncis dan memakannya secara teratur, kadar gula dalam
darah bisa turun. Pengolahannya pun tidak sembarangan. Manfaat buncis lebih
terasa bila dimakan sebagai lalapan. Kalau dimasak dalam bentuk oseng-oseng,
dengan tambahan daging, tentunya sama saja. Berbahagialah mereka yang
kerap makan lalapan buncis. Ternyata selain manis, buncis juga bisa mencegah
dan menghilangkan penyakit kencing manis. Mau coba?

Try and share ...semoga bisa memberi manfaat ke banyak orang....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar